Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok ekstrimis yang anti-pemerintah Belarusia mengklaim bertanggung jawab atas serangan pesawat tanpa awak terhadap pesawat militer pengintai A-50 milik Rusia di sebuah lapangan terbang di dekat ibukota Belarusia, Minsk.
Pemimpin organisasi anti-pemerintah Belarusia BYPOL Aliaksandr Azarov mengungkapkan benda yang terbang di langit tersebut adalah pesawat tak berawak. Para peserta operasi tersebut merupakan warga negara Belarusia.
"Mereka sekarang aman, berada di luar negeri," kata Aliaksandr Azarov melalui pesan singkat di aplikasi Telegram dan saluran berita Belsat yang berbasis di Polandia, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Senin (27/2/2023).
Meski demikian, belum ada konfirmasi resmi dari Rusia atau Belarusia terkait penembakan pesawat militer oleh organisasi anti-pemerintah Belarusia.
Belsat merupakan lembaga penyiaran Polandia yang berfokus pada berita Belarusia yang dicap ekstremis oleh Minsk. BYPOL, yang beranggotakan mantan aparat penegak hukum yang mendukung politisi oposisi, telah dicap sebagai organisasi teroris.
Penasihat pemimpin oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya Franak Viacorka mengatakan kejadian tersebut merupakan aksi sabotase paling sukses sejak awal 2022.
Baca Juga
BYPOL melaporkan bagian depan dan tengah pesawat serta antena radar rusak akibat dua ledakan dalam serangan di pangkalan udara Machulishchy dekat Minsk.
Pesawat Beriev A-50, yang memiliki nama pelaporan NATO Mainstay, adalah pesawat peringatan dini udara milik Rusia. Armada ini memiliki kemampuan komando dan kontrol udara, dan kecanggihan untuk melacak hingga 60 target sekaligus.
Sejak awal perang Rusia ke Ukraina setahun yang lalu, telah terjadi beberapa aksi sabotase di Belarus dan wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, terutama pada sistem kereta api.
Presiden Alexander Lukashenko dari Belarusia tidak terlibat langsung dalam perang Rusia di Ukraina, namun dia mengizinkan pasukannya untuk menggunakan wilayahnya sebagai pos pementasan pada awal invasi setahun yang lalu.
Rusia dan Belarus telah membentuk unit militer gabungan di Belarus dan telah mengadakan berbagai latihan. Sejumlah pesawat tempur Rusia dan pesawat pengawas dan peringatan dini dari udara telah dikerahkan ke Belarusia.
"Saya bangga dengan semua orang Belarusia yang terus melawan pendudukan hibrida Rusia di Belarusia dan berjuang untuk kemerdekaan Ukraina," ujarTsikhanouskaya.
Kelompok hak asasi manusia Belarusia, Vyasna, mengatakan pada hari Senin bahwa seorang wanita ditahan di Machulishchy namun alasan dan keberadaannya tidak diketahui. Meski demikian tidak ada informasi lebih lanjut terkait penahanan terkait dengan sabotase pesawat.